Mubashar Ahmad, MA, LLB
Sebagai pendiri agama besar dunia, Rasulullah saw memiliki
pengaruh yang luar biasa dalam sejarah hidup manusia. Beliau saw telah
memulai peradaban baru dan memberikan suatu pengaruh pribadi yang sangat
besar pada jutaan umat Islam selama empat belas abad terakhir. Tidak
ada pemimin agama lain seperti Zoroaster, Laozi, Mahavira, Musa as,
Gautama, Buddha atau Nabi Isa as yang memiliki pengaruh terhadap
perilaku sehari-hari se-komprehensif dan mendalam seperti yang
diperlihatkan Nabi Muhammad saw dengan memberikan contoh teladan dalam
bidang agama dan duniawi. Selama umat Islam mengikuti akhlak Beliau saw,
maka mereka akan mendapatkan kemajuan dalam segala bidang kehidupan.
Dan kapanpun, dimanapun mereka lalai mengikutinya, mereka akan
mendapatkan kerugian.
Shalat lima waktu adalah salah satu contoh dari teladan Rasulullah saw,
dan sampai saat ini hal tersebut telah diikuti oleh umat Islam seluruh
dunia. Mereka yang tinggal di dekat Masjid, ketika mendengar panggilan
azan maka mereka akan bersiap untuk menunaikan shalat subuh berjamaah.
Dengan mencontohkan sendiri, Rasulullah saw menunjukkan bagaimana
membersihkan beberapa bagian tubuh seseorang sebagai persiapan sebelum
menunaikan shalat, yaitu dengan melakukan wudhu. Pertama dia mencuci
tangan dengan air tiga kali, kemudian berkumur dan membersihkan bagian
dalam hidungnya dengan air tiga kali, mencuci seluruh wajahnya, tangan
hingga siku, membasuhkan air di tangan ke atas kepala, membersihkan
telinga dengan ujung jarinya, membersihkan belakang leher, dan pada
akhirnya membasuh kedua kaki masing-masing tiga kali. Dalam berwudhu
dibaca doa: "Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci’ (HR.
At-Tirmidzi 1/78). Cara wudhu beserta doa wudhu kini telah mapan
diikuti diseluruh dunia Islam dan dipraktekkan oleh umat Islam dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Panggilan azan dimulai oleh Rasulullah saw setelah Beliau membangun
masjid pertama. Beliau saw meminta para sahabat untuk merekomendasikan
cara yang baik untuk memanggil umat Islam ke masjid ketika waktu shalat
tiba. Atas saran salah seorang sahabat, Beliau saw menerapkannya dalam
kalimat-kalimat azan dan meminta Bilal ra mengumandangkan azan dengan
keras. Sejak saat itu Beliau saw sendiri datang ke masjid saat mendengar
azan dan hal ini dipraktekkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Umat
Islam dibangunkan pada saat subuh dengan mendengar azan - hal pertama
yang mereka dengar dalam mengawali hari baru. Tidak hanya itu Rasulullah
saw juga menganjurkan kepada umat Islam untuk mengucapkan kalimah azan
ke telinga bayi yang baru lahir sebagai pesan spiritual pertama yang
bayi harus dengar, dan hal ini sekarang telah dipraktekkan di setiap
kelahiran anak seorang Muslim.
Rasulullah saw membangun masjid pertama Islam di Madinah sebagai tempat
beribadah secara berjamaah dan sebagai tempat pensucian rohani, juga
sebagai tempat dimana Beliau saw bisa mengajarkan ajaran Islam dan
nilai-nilai akhlak kepada para pengikut Beliau saw. Masjid ini dikenal
sebagai Masjid Nabawi (Masjid nabi). Tidak ada catatan dalam sejarah
bahwa Nabi Musa as, Mahavira, Gautama, Budha, Zoroaster atau Nabi Isa as
telah membangun Sinagog, Kuil atau Gereja selama hidup mereka. Tidak
ada candi Hindu selama periode Weda.
Mengikuti sunnah dari Rasulullah saw, tradisi membangun masjid
berkembang dengan sangat cepat di seluruh dunia Islam - dari padang
pasir Arabia sampai ke Afrika Utara dan Spanyol di Barat. Sampai ke
India, Indonesia dan China di Timur. Kemudian di dalam kerajaan Islam
yang luas, masjid-masjid megah dibangun, yang beberapa diantaranya
tercatat memiliki keajaiban arsitektur. Beberapa Masjid yang bersejarah
adalah: The Dome of Rock/Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsa (Palestina),
Masjid Agung Damaskus (Syiria), Masjid Agung Cordoba (Spanyol), Masjid
Qurawiyan di Fez (Maroko), Masjid al Azhar Kairo (Mesir), Masjid
Suleimania Istambul (Turki), Masjid e-Jami dan Masjid Shah di Isfahan
(Iran), Masjid Badhahi di Lahore (Pakistan), Masjid Jamia di Delhi
(India) dan Masjid Agung 'Xi an (Cina). Hampir tidak ada kota, wilayah
atau kota di dunia Islam yang tidak ada masjid. Dan tidak diragukan lagi
masjid memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari umat
Islam.
Rasulullah saw sendiri secara pribadi mengikuti setiap kata dari
bimbingan Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Beliau dan Beliau saw
kemudian mengajarkan bagaimana melaksanakan perintah-perintah Al-Qur'an
dalam bentuk praktek. Di lain pihak tidak ada catatan khusus bagaimana
dan kapan para pendiri agama lain biasa beribadah selama hidup mereka.
Para sahabat Rasulullah saw secara teliti mencontoh dan mengikuti
praktek Rasulullah saw dengan tulus. Beberapa dari antara mereka bahkan
menuliskan apa yang mereka lihat atau dengar.
Semua bahan penting dari shalat wajib - baik bacaan maupun gerakan-
diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kemana menghadap ketika
shalat, bagaimana niat awal shalat, bagaimana mengatur saf di belakang imam, bagaimana ruku', i'tidal, sujud
dan duduk serta mengakhiri shalat - semua aspek tersebut dicontohkan
secara detail oleh Rasulullah saw dan dan hal itu dipraktekkan oleh umat
Islam selama berabad-abad. Sebelum dan atau setelah shalat wajib lima
waktu Rasulullah saw juga biasa melaksanakan shalat tambahan (nawafil) di masjid atau di rumah Beliau saw sendiri. Shalat-shalat tambahan itu biasa dikenal dengan shalat sunnah. Setiap
orang Islam menganggap penting hal ini guna mengikuti sunnah Rasulullah
saw. Selain itu Rasulullah saw sangat menekankan untuk mengerjakan
shalat Jumat. Waktu pelaksanaan shalat jumat, khutbah dan detail-detail
lain seputar shalat Jumat telah diajarkan oleh Beliau saw dan hal itu
telah diterapkan oleh umat Islam sampai sekarang.
Selain mencontohkan sendiri dan mengajarkan shalat sehari-hari dan
shalat Jumat, Rasulullah saw juga mencontohkan perintah-perintah lain -
seperti puasa di bulan Ramadhan, membayar zakat kepada orang miskin dan
yang membutuhkan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah di Mekkah.
Beliau saw telah menjelaskan semua segi tanggung jawab agama secara
praktek untuk menunjukkan bagaimana cara melaksanakannya. Tidakan yang
tepat dan ajaran-ajaran yang jelas tentang rukun Islam telah menjadi
bahan pedoman bagi tiap umat Islam untuk membentuk kehidupan mereka yang
baik sehari hari. Kemurahan hati Beliau saw dalam membantu mereka
membutuhkan, meningkatkan ibadah kepada Allah selama bulan puasa, ibadah
haji, merayakan hari raya Idul Fitri dan memberikan hewan kurban selama
Idul Adha - semua terdokumentasikan dengan baik. Sunnah Beliau saw
telah sangat mempengaruhi kehidupan umat Islam. Tanpa keraguan bahwa
tidak ada komunitas agama lain yang memiliki panutan dalam pribadi
pendiri agama mereka yang bisa diikuti dalam praktek keagamaan mereka
saat ini.
Kesucian tubuh, pakaian, lingkungan dan tempat ibadah selalu ditekankan
dalam Islam oleh Rasulullah saw sebagai kebutuhan bagi kesucian
jiwa.Rasulullah saw biasa mengatakan bahwa agama dibangun diatas
kebersihan. Dan kesucian adalah kunci ibadah. Al-Qur'an menyatakan:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (2:222).
Sehingga hal ini menjadi praktek universal Islam untuk memakai pakaian
yang bersih sementara mereka beribadah sehari-hari. Mandi adalah
rutinitas Nabi dan Beliau saw mewajibkan dalam keadaan tertentu seperti
setelah hubungan suami istri, Beliau saw juga menganjurkan umat Islam
untuk mandi sebelum pergi di hari besar seperti hari Jumat dan Idul
Fitri. Dan dalam mengikuti kebiasaan Rasulullah saw banyak umat Islam
menggunakan minyak wangi, dan menghindari makanan yang berbau kuat
sebelum menghadiri acara-acara tertentu.
Para sahabat juga mencontoh etika sosial Rasulullah saw. Sebagai contoh,
sebagian besar umat Islam mencoba mengikuti sopan santun di meja makan.
Beliau saw biasa mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan
kanan dan makan hidangan yang ada di hadapannya. Beliau saw mengajarkan:
“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.”
(HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022). Beliau saw mengikuti perintah
Al-Qur'an (2:168) untuk makan makanan yang halal dan thayyib (yang
baik). Beliau saw sendiri tidak pernah menyentuh setiap yang haram. "Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah".
(2:173). Untuk tidak memberatkan para pengikut beliau, beliau saw
menetapkan prinsip bahwa segala sesuatu adalah halal kecuali yang jelas
dilarang oleh hukum. Tidak hanya itu Al-Qur'an menyatakan: .."Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. (2:173). Rasulullah saw juga mencontohkan makanan yang tidak berlebihan dalam mentaati perintah Al-Qur'an "makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(7:32). Rasulullah saw biasa mengambil makanan sebanyak yang ia bisa
makan dengan nyaman dan tidak meninggalkan sisa makanan di piring
setelah selesai makan. Beliau saw minum dengan perlahan dengan tiga
jeda. Beliau saw tidak pernah mencela makanan yang ditawarkan kepadanya.
Setelah makan Rasulullah saw selalu mencuci tangan dan mengucapkan
syukur kepada Allah. Selain itu Beliau saw menekankan bahwa tidak saja
makanan yang dimakan itu harus halal tetapi - uang yang dipakai untuk
membeli makananpun juga harus halal.
Setiap kali dua orang Muslim bertemu mereka saling mengucapkan salam.
Salam yang Rasulullah saw biasa ucapkan ketika bertemu yaitu dengan
mengucapkan Assalamalaikum' yang berarti "Damai sejahtera bagi kamu." Jawaban terhadap ucapan itu juga diajarkan oleh Rasulullah saw yaitu 'waalaikum salam'
yang berarti: "kesejahteraan juga bagi engkau'. Jika bertemu dengan
seseorang Beliau saw biasa menjabat tangan. Kebiasaan ini secara
universal diterapkan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam di seluruh
dunia. Selain itu Rasulullah saw selalu mengingat Allah di saat penting
sehari-harinya. Beliau saw menggunakan kalimat Al-Qur'an yang singkat
untuk mengungkapkan niat atau perasaannya, suka cita atau kesedihan.
Sebelum memulai sesuatu yang penting Beliau saw biasa membaca bismillah. Saat tercapai tujuan atau mengekspresikan cinta dan suka cita beliau saw selalu memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah.
Untuk mengekspresikan kebahagiaan dan apresisi melihat sesuatu yang
indah dan yang patut dipuji atau menerima kabar baik Beliau saw selalu
mengatakan masyaallah atau subhanallah. Dalam Al-Qur'an
dinyatakan bahwa pada saat pengambilan keputusan orang tidak boleh
melupakan Tuhan dan jangan egois dengan hanya tergantung pada keputusan
sendiri. Al-Qur'an mengajarkan: Dan jangan engkau sekali-kali berkata
tentang sesuatu, “Aku pasti akan mengerjakannya esok hari Kecuali bila Allah swt. menghendaki.”
(18:23-24). Rasulullah saw selalu menerapkan hal ini dengan mengatakan
insyallah ketika berbicara tentang segala harapan masa depan atau
rencana, dan setiap muslim yang baik melakukan hal yang sama. Ini telah
menjadi bagian ucapan sehari hari mereka. Demikian pula pada saat-saat
mendapatkan kerugian atau kesedihan Rasulullah saw biasa mengatakan: "Sesungguhnya kami kepunyaan Allah swt. dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali
(2:156). Kalimat Al-Qur'an ini selalu diucapkan oleh semua umat Islam
ketika mendengar berita sedih khususnya pada saat mendengar berita
kematian seseorang.
Diantara etika sosial terdapat begitu banyak yang dipengaruhi oleh
kebiasaan Rasulullah saw terhadap perilaku sehari-hari umat Islam yang
agaknya mustahil untuk menuliskannya dalam sebuah artikel pendek.
Kerukunan Beliau saw di masyarakat, keramahtamahan, penghormatan
terhadap tamu dan orang yang lebih tua, mencintai yang lebih muda,
membantu orang lain, peduli terhadap tetangga, mengunjungi orang sakit
dan bersimpati pada orang yang mengalami musibah - adalah beberapa
contoh dari akhlak Beliau saw. Beliau saw dianiaya, berbagai upaya
dilakukan selama hidupnya dan peperangan ditimpakan pada Beliau saw dan
para sahabat. Tanggapan Beliau saw selalu dengan kesabaran, keteguhan,
keberanian, kegigihan dan pengampunan. Beliau saw juga memperlihatkan
contoh teladan sebagai seorang pemimpin, legislator, hakim, sebagai
seorang panglima dan kepala negara yang sukses.
Tetapi diatas semua hal itu Beliau saw telah menunjukkan bagaimana
mengajak umat manusia untuk tunduk kepada kehendak Allah taala dan
bagaimana mengajak mereka menuju perdamaian dan keselamatan.
Al-Qur'an merangkum akhlak Beliau saw dalam kata-kata berikut:
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (6:162-163)
Sumber: Muslim Sunrise
Terjemah: Jusman
0 komentar:
Posting Komentar