Selasa, 12 November 2013

Bak dipenjara terbesar didunia, Muslim Gaza tetap semangat ibadah Ramadhan


Dikirim oleh aan | Pada 30 July,2013 | Dalam Dunia Islam

x-default Empat hari menjelang bulan Ramadan 1434 H, Mesir digegerkan dengan aksi kudeta yang dilakukan militer bersama pihak-pihak sekuler terhadap pemerintahan Mohammed Morsi. Peristiwa kudeta ini berlanjut dengan penutupan pintu Rafah oleh militer. Tak hanya itu, puluhan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Mesir juga dihancurkan hingga kini Gaza tak memperoleh akses bahan makanan. Kini, Jalur Gaza bak penjara terbesar di dunia.

“Lebih dari 1,7 juta jiwa jumlah penduduk Gaza, hampir 99% nya mendapatkan makan dan minum serta kehidupan dengan mengandalkan terowongan tersebut,” ujar seorang WNI yang sedang bertugas menjadi relawan untuk Palestina, Abdillah Onim dalam keterangan tertulisnya kepada detikRamadan, Senin (29/7/2013).

Tak hanya itu, sebelah barat wilayah Gaza yang memiliki luas 360 kilometer persegi ini diapit oleh lautan bebas yang telah dijaga ketat kapal perang militer Israel. Sedangkan di bagian timur Gaza, dibatasi oleh bentangan kawat berduri yang dialiri listrik tegangan tinggi.

Dari situ dapat terlihat pos penembak jitu tentara Israel yang tersebar sepanjang wilayah timur Gaza. Para sniper Israel siap menarik pelatuk senjatanya kapanpun jika memergoki petani Gaza yang beraktivitas. Sedangkan bagian utara Gaza juga dibatasi oleh tembok kokoh setinggi 19 meter yang di atasnya terdapat pos penembak jitu militer Israel.

“Ada teman saya mahasiswa di Kairo yang berniat pergi ke Arafah untuk menjemput seorang relawan Mer-C. Akan tetapi teman saya tersebut baru sampai jembatan Suez dan pihak militer Mesir menyuruh teman saya untuk balik arah kembali ke Kairo,” tutur Onim.

Alhamdulillah, begitu memasuki bulan Ramadan yang bertepatan dengan dihancurkannya terowongan-terowongan Gaza-Mesir, Gaza sedang mengalami musim sayur dan buah-buahan. Bahan makanan yang tak banyak ini yang menjadi tumpuan hidup warga Gaza selama beberapa hari.

Meski dikepung dari segala penjuru, rakyat Gaza tetap menjalankan ibadah bulan Ramadan dengan khusyuk. Mereka menghabiskan waktunya dengan membaca Alquran di masjid dan aktivitas dakwah lainnya. Masjid-masjid pun penuh saat salat taraweh.

Sejak penutupan Rafah dan penghancuran terowongan, bahan makanan yang dijual di pasar-pasar mulai langka. Rak-rak di toko sudah mulai kosong, harganya pun melambung. “Biaya hidup di Gaza sudah mulai terasa sangat tinggi, akan tetapi Alhamdulillah hingga saat ini Allah SWT masih memberikan kemudahan untuk makan dan paling utama adalah nikmat iman dan kesehatan yang masih melekat di dalam diri dan hati ini,” lanjutnya.

Abdillah mengatakan bahwa meski kondisinya semakin sulit, perjuangan untuk mempertahankan tanah Palestina serta perjuangan merebut hak-hak warga Palestina harus tetap di mata dan di hati. “Wahai umat Islam di Indonesia, pembebasan Masjid Al Aqsa bukan hanya kewajiban bagi bangsa Arab tetapi juga kewajiban bagi umat Islam di Indonesia,” ujar relawan yang telah menikah dengan muslimah Palestina dan telah memiliki satu anak ini.

0 komentar:

Posting Komentar

uang download

 
Template designed by Liza Burhan