Minggu, 03 November 2013

SEBELUM SEMPAT BERKATA “AKU CINTA KAMU”



Ada seorang anak yang hidup dalam sebuah keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Namun, ia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Ia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, ia selalu berkata, ‘Tidak apa-apa, besok kan bisa.’ 

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Ia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, ia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga ia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, ia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun ia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, ‘Tidak apa-apa, besok kan bisa.’

Ketika ia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun ia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena ia masih punya banyak teman baik yang lain. Ia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Ia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Ia begitu sibuk dengan kerjanya, karena ia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, ia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi ia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Ia selalu berkata, ‘Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.’

Ini tidak terlalu mengganggu ia karena ia punya teman-teman sekerja yang selalu mau ia ajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, ia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah ia menikah dan punya anak, ia bekerja lebih keras dalam membahagiakan keluarganya. Ia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang ia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya ‘Aku cinta kamu’, tapi ia tidak pernah melakukannya. Alasannya, ‘Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya.’ Ia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi ia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya.

Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, ia sedang ada rapat. Ia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, ia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.

Sebelum sempat berkata ‘Aku cinta kamu’, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. 

Tapi, ia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka. Saat mulai renta, ia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik.

Ia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah Jompo tersebut.

Sejak itu sampai ia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Ia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Saat ia mau meninggal, ia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, ‘Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu….’ Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, ia meninggal dunia dengan air mata di pipinya.

0 komentar:

Posting Komentar

uang download

 
Template designed by Liza Burhan