Jumat, 11 Oktober 2013

Manusia Perlu Belajar Dari Syetan

Manusia Perlu Belajar Dari Syetan


Syetan adalah salah-satu makhluk ciptaan Allah Swt yang paling konsisten dengan ketaatannya. Bahkan karena mereka tidak pernah galau melaksanakan segala perintah Allah Swt, kita pun patut ‘mencontoh pelajaran-pelajaran’ yang secara tidak langsung mereka berikan.
Sebuah kitab karangan Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa syetan memiliki nama asli Azazil, lengkap dengan bermacam julukan baiknya. Ada Al Abid atau ahli ibadah, Ar Raki atau ahli ruku’, As Sajid atau ahli sujud, Al Khaasyi atau merendah dan takluk pada Allah Swt, Al Qaanit atau selalu taat, Al Mujtahid atau sungguh-sungguh dalam beribadah dan Az Zahid atau sederhana dalam menggunakan sarana dunia.
Namun, suatu waktu terjadi prahara yang menabuh perselisihan abadi antara Allah Swt dengan syetan. Saking bersejarahnya kejadian tersebut, Allah Swt pun mendokumentasikannya dalam Al Qur’an. Tepat dalam Q.S Al A’raaf ayat 12-18, diceritakan bahwa:
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam ketika Aku memerintahkanmu?”
Iblis menjawab, “Aku lebih baik dari dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
 Allah berfirman, “Turunlah kamu darinya (Surga), karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk (golongan) yang hina.”



Dia pun meminta kepada Allah untuk menangguhkan kematiannya hingga hari kiamat. Iblis dendam kepada manusia, sebagai keturunan nabi Adam as, karena kehadirannya, obsesinya jadi makhluk nomor satu sepanjang masa jadi buyar. Iblis mempunyai keturunan dari bangsa jin yang disebut Setan. Setelah diberi waktu tangguh, seluruh jin dan manusia yang menjadi pengikutnya; berbuat maksiat, melawan Allah, dan memelihara keangkuhan dan kebakhilan, juga disebut Setan.

Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan (hari Kiamat).”
Allah lalu berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk yang orang-orang diberi tangguh.”

Iblis bersumpah, “Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya SUNGGUH-SUNGGUH akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (Shirathal Mustaqim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tidak akan menemukan mayoritas dari mereka (ke dalam golongan) yang bersyukur.”

Allah berfirman, “Keluarlah kamu darinya (surga) sebagai yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya siapa saja di antara mereka (manusia dan jin) yang mengikuti (jejak) kamu, Aku akan benar-benar mengisi neraka Jahannam itu dengan kalian.”

Keteladanan Syetan
Karena sumpah syetan untuk terus berusaha menggoda manusia ke jalan kesesatan sampai akhir zaman, maka tak berlebihan jika mereka dijadikan sebagai ‘icon’ pejuang sejati. Segala cara akan mereka tempuh dan terapkan, sesuai dengan kadar keimanan seseorang. Jika iman manusia lemah, syetan akan sangat leluasa menanamkan benih kesesatan dengan sekali rayuan. Sebaliknya jika iman manusia kuat, maka syetan memakai cara lain yang lebih halus untuk menarik minatnya. Kuncinya; meski pelan-pelan dan lembut, syetan akan terus berupaya dengan konsisten. Lebih jauh, berikut beberapa keteladanan syetan yang perlu kita pelajari sarinya:

1. Memohon kemampuan dan kekuasaan hanya pada Allah Swt
Mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita – apakah syetan juga pernah mengeluh atau memohon sesuatu? pada siapa?. Syetan memang sombong. Saking takaburnya, ia merasa tak sudi mesti mengakui Nabi Adam As sebagai khalifah di muka bumi. Namun demikian, syetan tetap mengakui dan tunduk pada kuasa dan keesaan Allah Swt. Karenanya, demi melancarkan usaha menggoda manusia untuk mangkir dari jalan lurus, syetan pun memohon beberapa hal khusus kepada Allah Swt. Misalnya,
  1. Umur yang sangat panjang
  2. Ikut menaiki kendaraan yang ditujukan pada tempat-tempat maksiat.
  3. Menjadikan kamar mandi dan toilet sebagai rumah mereka.
  4. Menjadikan pemabuk sebagai teman tidur mereka.
  5. Mengangkat manusia-manusia tertentu sebagai saudara mereka.
Dalam hal ini Allah berfirman “Orang-orang boros adalah saudara-saudara setan.” (QS Al-Isra : 27).
  1. Meminta agar Allah Swt membuat mereka bisa melihat manusia sementara manusia tidak bisa melihat mereka.
  2. Meminta agar Allah Swt memberi kemampuan agar mereka bisa bergerak dalam aliran darah manusia
  3. Berbagi dalam harta dan anak manusia
Allah berfirman “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka.  Tidaklah janji setan itu kecuali tipuan” (QS Al-Isra :64).
Maka syetan pun ikut menikmati harta yang tidak dizakatkan, didapat dari cara haram (hasil merampas dari yang bukan hak, harta judi, korupsi, dst) dan memakan makanan yang dimakan tanpa terlebih dahulu menyebut asma Allah Swt. Bahkan dalam berhubungan suami-istri tanpa terlebih dahulu memohon perlindungan Allah Swt pun, syetan akan ikut bercinta dan kemungkinan besar buah cintanya akan mudah menjadi pengikut mereka.

2. Pantang Berputus Asa
Sebagaimana sumpah syetan, mereka akan menggoda manusia dari depan dan belakang serta kanan dan kiri. Sifat-sifat mereka seperti menciptakan perselisihan, berbuat jahat atau keji, kikir atau pelit, boros dan riya akan terus dikerahkan untuk melalaikan manusia dari perintah dan larangan Allah Swt. Kalau sudah begitu, akan tercipta pintu-pintu yang memudahkan mereka untuk memasukkan manusia menuju jalan sesatnya. Ada pintu berupa kedengkian, amarah, cinta harta, kekenyangan, tamak, berburuk sangka, dst.
Jika cara-cara dan godaan mereka tak mempan, syetan pun akan menerapkan cara yang tak kasat mata dan terkesan lebih halus. Misalnya ketika kita hendak sholat, syetan selalu memiliki cara agar kita mengurungkan pelaksanaannya. Abu Hammam Sayid mencoba mengilustrasikan dialog hati versus syetan dalam bukunya, Asy Syaithan ka’annah Taharu, Dar el Fawaed. Salah-satunya:
Anda berdialog dengan syetan pada suatu malam ketika adzan subuh terdengar,
            Syetan  : Malam masih panjang, tidurlah!
            Anda    : Aku takut lupa shalat wajib
            Syetan  : Waktunya masih lama
            Anda    : Aku khawatir ketinggalan sholat berjamaah
            Syetan  : Tak perlu bersikap keras terhadap diri sendiri.
            Dan andapun tak jua bangun hingga matahari terbit.
 
3Bekerja Keras dan Cerdas
Kita berada dalam kekeliruan jika menganggap bahwa hanya manusia saja yang maju dan berkembang. Syetan pun akan ikut bekerja keras memanfaatkan perkembangan zaman demi membelokkan jalan lurus Allah Swt. Bahkan dengan cerdasnya mereka akan menyisipkan godaan-godaan menggiurkan ke dalam model pakaian, makanan dan hiburan yang ujung-ujungnya berupa hawa nafsu belaka. Mereka masuk dalam ponsel, internet, media sosial, dst yang dipergunakan dengan tidak baik (transaksi barang haram, prostitusi, fitnah, penipuan, zina, dst).

4. Kerja-sama
Demi kesuksesan misi mereka menumbangkan iman manusia, syetan akan bahu-membahu menggiring manusia dalam kesesatan. Mereka akan bertepuk tangan kegirangan jika banyak manusia yang mengikuti jejak menuju neraka.

Kita tidak Sendirian
Syetan saja memohon pertolongan Allah Swt demi tujuannya, bagaimana dengan kita? Sekuat dan sesakti apapun mereka, tentu masih ada harapan yang membuat mereka lemah dan sebaliknya, menjadikan kita jauh lebih kuat. Harapan itu adalah dzat Allah Swt. Kita tentu yakin, Allah Swt yang menciptakan syetan dan segala keunggulannya, maka Dia pula yang Maha Tahu segala kunci untuk menghadapinya. Beberapa hal yang patut kita perhatikan yaitu:

1. Senantiasa memohon perlindungan pada Allah Swt dari godaan syetan, walaupun berupa doa sederhana semacam taawudz – A’udzubillaahiminasysyaithoonirrojiim. Sebagaimana firman Allah:
“Berdoalah kalian padaKu niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian” (Al Ghafir: 60).

2. Saling mengingatkan sesama manusia.

3. Berusaha lebih keras dan cerdas dengan cara dan tujuan yang Allah Swt ridhoi.

4. Sabar ketika melaksanakan segala perintah Allah Swt. Baik itu untuk  melaksanakan sholat, puasa, zakat, ibadah haji, sedekah, dst. Yakinkan diri bahwa apa-apa yang Dia titahkan mengandung hikmah dan kebaikan untuk kesuksesan dunia-akhirat bagi diri kita sendiri.

5. Sabar ketika menjauhi larangan Allah Swt dengan menghindari hal-hal yang berpotensi meluaskan sepak terjang syetan – seperti menjauhi tempat-tempat maksiat, menjaga jarak dengan orang-orang kurang baik, tidak menonton tayangan apapun yang menyuguhi adegan pemicu birahi, tidak fanatic terhadap sesuatu yang melenakan dan membuat lupa pada Allah Swt, dst.

6. Mendekatkan diri pada Allah Swt.

7. Memohon ketetapan iman, islam serta keistiqomahan untuk menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Syetan pantang berputus asa. Godaan mereka hadir untuk menakar dan menguji ketaatan manusia. Jika mereka berhasil, ketakwaan manusia akan karam. Sebaliknya jika mereka gagal, derajat manusia akan terangkat. Semoga Allah Swt senantiasa mengucurkan rahmat dan perlindungan-Nya untuk kita semua. Aamiin… [*]

Oleh: Dian Rosdiana

0 komentar:

Posting Komentar

uang download

 
Template designed by Liza Burhan