Senin, 21 Oktober 2013

Tips Menjadi Teman yang Dirindu






Setiap peristiwa di muka bumi ini adalah potongan-potongan mozaik, terserak disana sini. Tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang, namun ia akan bersatu perlahan-lahan membangun siapa diri kita. Lalu apapun yang kita kerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian (sang pemimpi. Andrea Hirata).
Sebelum penulis memberikan tips ini saya mau beritahu tahu, nih. Di sini ada 4 jenis manusia, yaitu manusia wajib, manusia mubah, manusia sunnah dan manusia haram. Nah coba dech renungkan kira-kira sahabat semua ada di posisi mana, yaa..???
Tsaa… maniskan, okey kita mulai, ya! Sebelum baca senyum dulu, dunk!!!
Manusia wajib : kehadirannya sangat membantu dan ketidakhadirannya membuat orang merindu.
Manusia sunnah: kahadirannya bermanfaat, ketidakhadirannya nggak apa-apa.
Manusia mubah: hadir atau tidak adanya dia tidak berpengaruh apa-apa.
Manusia haram: kehadirannya membawa malapetaka dan ketidak hadirannya membuat orang lega.
So… sahabat ada di posisi mana, nih ?  Mungkin diri kita pribadi pernah berada di posisi teratas atau juga berada diposisi paling bawah. Nah, sekarang penulis akan membongkar rahasia bagaimana menjadi manusia wajib. Sepakaaaat..???
Senyum tanda mesra, senyum tanda sayang, senyumlah sedekah yang paling mudah lirik nasyid raihan. Hanya senyuman yang tulus yang bernilai pahala di sisi Allah. Jangan senyum dibuat-buat karena itu akan membuat merasa tidak nyaman. Ada baiknya mempraktikkan rumus terjitu ini senyum dengan rumus 2 2 5, senyum dengan lebar 2cm ke kanan, 2cm kekiri tahan 5 jam. Eh.. nggak ding, maksudnya 5 detik. Hehehe…
Haram hukumnya jika tersenyum saat objek masih berada di 100 meter dari tempat kita berada (takutnya kita di sangka gila mas, bro..! gaswat kan). Tersenyumalah dengan tulus.
Sapalah dengan kehangatan. Buatlah dirinya merasa bahagia dan senang, jika bertemu dengan kita. Bukan malah mengolok-olok atau mengejek sampai merendahkan dirinya. Renungkanlah (Qs Al-hujurat 11). Jabat tangannya dengan antusias. Eeiiit… adegan ini khusus untuk yang mahrom (yang tidak boleh dinikahi) paham..! Ada baiknya kita merangkul erat tanda persahabat yang sangat harmonis karena menurut penelitian berjabat tangan penuh dengan semangat akan membuat dirinya merasa nyaman dan terjalin dalam hati.
Mendengarkan terlebih dahulu.  Untuk yang satu ini banyak dari kita saat berkomunikasi ingin lebih dahulu didengarkan tanpa peduli dengan lawan bicara. Padahal prinsip komunikasi yang baik yaitu dengarkan terlebih dahulu jangan memotong pembicaraanya apalagi saat lawan bicara sangat antusias menjelaskan.
Ikut gerakan lawan bicara. Dalam sebuah penelitian, jika kita mengikuti gerakan lawan bicara 7 detik setelah ia melakukan gerakan tertentu hal ini menimbulkan kenyamanan perasaan sama antara komunikator dan komunikan. Itupun dengan cara ketidak sengajaan.  Coba dech praktekan jika kita berkomunikasi dengan orang yang kita senangi tanpa sadar kita mengikuti gerakannya begitu juga sebaliknya jika kita berkomunikasi dengan orang tidak kita senangi maka timbul perasaan tidak nyaman.
Samakan frekuensi. Sebaiknya kita harus pahami dulu karakter lawan bicara apakah dia orang visual, auditori. Jika dirinya bertipe auditori maka mulailah dengan kata-kata “terdengarnya seperti…., saya dengar…”, jika dirinya bertipe visual maka mulailah dengan kata-kata  “ saya lihat…., bagaimana pandangan Anda…”.
Tatap lawan bicara. Ingat ya ! konteks ini bukan untuk lawan bicara. Tataplah matanya, sehingga ia yakin bahwa dia di hargai keberadaanya.
Anggukkan kepala setiap 5 menit sekali jika mengerti. Karena itu pertanda kita mengerti.dengan penjelasan atau ceritanya.
Ingat namanya.
Sering kita bercakap-cakap dengan seseorang yang baru di kenal. Lalu di akhir pembicaraan yang sudah berdurasi lebig dari 2 jam itu, ia bertanya. “maaf saya lupa, Anda siap ya ?” Bagaimana coba perasaan kita pasti kecewakan? Nah, dari pada itu kita harus ingat selalu namanya agar kita menjadi pribadi yang dirindukan.

0 komentar:

Posting Komentar

uang download

 
Template designed by Liza Burhan