Kasus
korupsi yang melibatkan para pemimpin negeri ini adalah bagian dari niat tidak
baik para penguasa dalam memimpin Negara Indonesia. Gaji puluhan sampai ratusan
juta rupiah tidak membuat mereka cukup dengan gaji selangit itu. Mereka
memanfaatkan kemelut bangsa dengan mengisi pundi-pundi pribadi dan kelompoknya
sendiri sebagai solusi instas dalam menggapai kenikmata duniawi.
Negara yang
kita cintai ini selamanya akan menjadi lahan korupsi apabila para pemimpin
negara bersatupadu kembali pada Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah SWT tuhan
sekalian alam. Hanya Dia tempat berlindung dari terpaan kekuatan dunia fana
ini, bukan uang, jabatan, dan retorika politik sitemik seperti kebanyakan
pejabat/pemimpin Negara kita.
Mereka
memiliki mental cengeng karena hatinya telah tertutup kepentingan dunia
tanpa melihat jauh kedepan yaitu akhirat sebagai perkampungan kekal dan abadi sepanjang
masa. Allah telah meyediakan tempat diamana kita akan tinggal bukan dunia ini
yang terikat waktu. Melalui jalan pribadi menuju Allah, akan sirnah semua
kepentingan dunia dengan rute sholat atau pangkalan ibadah yang telah ada dalam
aturan lalulintas ajaran Rasulullah SAW.
Selain itu
ada juga rute jenjang pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan
bagaimana dikembalikan kepada makna sebenarnya yaitu akhlakul karimah hubungan
manusia denga Allah, hubungan manusia sesama manusia serta hubungan manusia
dengan lingkungan atau alam semesta. Tidak ada pendidikan yang termaginalkan
seperti pondok pesantren maupun pendidikan non formal lainnya yang membidani
terbentuknya akhlak siswa-siswi di seluruh penjuru negeri.
Kebanyakan
diantara kita lebih bangga mengenyam pendidikan yang orientasinya kecerdasan
intelektual semata sedangkan pendidikan seharusnya di kedepankan seperti
akhlakul karimah kian di kesampingkan karena factor kenikmatan dunia semata.
Kembalilah saudaraku…! Kembalilah para pemimpin bangsa…! Mari kita benahi
kekurangan kita dan bangsa ini demi kesejahteraan dunia dan akhirat nanti.
0 komentar:
Posting Komentar