Setiap
peristiwa di muka bumi ini adalah potongan-potongan mozaik, terserak disana
sini. Tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang, namun ia akan bersatu
perlahan-lahan membangun siapa diri kita. Lalu apapun yang kita kerjakan dalam
hidup ini, akan bergema dalam keabadian (sang pemimpi. Andrea Hirata).
Sebelum
penulis memberikan tips ini saya mau beritahu tahu, nih. Di sini ada 4 jenis
manusia, yaitu manusia wajib, manusia mubah, manusia sunnah dan manusia haram.
Nah coba dech renungkan kira-kira sahabat semua ada di posisi mana, yaa..???
Tsaa…
maniskan, okey kita mulai, ya! Sebelum baca senyum dulu, dunk!!!
Manusia wajib : kehadirannya sangat membantu dan ketidakhadirannya membuat orang merindu.
Manusia sunnah: kahadirannya bermanfaat, ketidakhadirannya nggak apa-apa.
Manusia mubah: hadir atau tidak adanya dia tidak berpengaruh apa-apa.
Manusia haram: kehadirannya membawa malapetaka dan ketidak hadirannya membuat orang lega.
Manusia wajib : kehadirannya sangat membantu dan ketidakhadirannya membuat orang merindu.
Manusia sunnah: kahadirannya bermanfaat, ketidakhadirannya nggak apa-apa.
Manusia mubah: hadir atau tidak adanya dia tidak berpengaruh apa-apa.
Manusia haram: kehadirannya membawa malapetaka dan ketidak hadirannya membuat orang lega.
So… sahabat
ada di posisi mana, nih ? Mungkin diri kita pribadi pernah berada di
posisi teratas atau juga berada diposisi paling bawah. Nah, sekarang penulis
akan membongkar rahasia bagaimana menjadi manusia wajib. Sepakaaaat..???
Senyum tanda mesra, senyum tanda sayang, senyumlah sedekah yang paling mudah lirik nasyid raihan. Hanya senyuman yang tulus yang bernilai pahala di sisi Allah. Jangan senyum dibuat-buat karena itu akan membuat merasa tidak nyaman. Ada baiknya mempraktikkan rumus terjitu ini senyum dengan rumus 2 2 5, senyum dengan lebar 2cm ke kanan, 2cm kekiri tahan 5 jam. Eh.. nggak ding, maksudnya 5 detik. Hehehe…
Senyum tanda mesra, senyum tanda sayang, senyumlah sedekah yang paling mudah lirik nasyid raihan. Hanya senyuman yang tulus yang bernilai pahala di sisi Allah. Jangan senyum dibuat-buat karena itu akan membuat merasa tidak nyaman. Ada baiknya mempraktikkan rumus terjitu ini senyum dengan rumus 2 2 5, senyum dengan lebar 2cm ke kanan, 2cm kekiri tahan 5 jam. Eh.. nggak ding, maksudnya 5 detik. Hehehe…
Haram
hukumnya jika tersenyum saat objek masih berada di 100 meter dari tempat kita
berada (takutnya kita di sangka gila mas, bro..! gaswat
kan). Tersenyumalah dengan tulus.
Sapalah
dengan kehangatan. Buatlah dirinya merasa bahagia dan senang, jika bertemu
dengan kita. Bukan malah mengolok-olok atau mengejek sampai merendahkan
dirinya. Renungkanlah (Qs Al-hujurat 11). Jabat tangannya dengan antusias.
Eeiiit… adegan ini khusus untuk yang mahrom (yang tidak boleh dinikahi)
paham..! Ada baiknya kita merangkul erat tanda persahabat yang sangat harmonis
karena menurut penelitian berjabat tangan penuh dengan semangat akan membuat
dirinya merasa nyaman dan terjalin dalam hati.
Mendengarkan
terlebih dahulu. Untuk yang satu ini banyak dari kita saat berkomunikasi
ingin lebih dahulu didengarkan tanpa peduli dengan lawan bicara. Padahal
prinsip komunikasi yang baik yaitu dengarkan terlebih dahulu jangan memotong
pembicaraanya apalagi saat lawan bicara sangat antusias menjelaskan.
Ikut gerakan
lawan bicara. Dalam sebuah penelitian, jika kita mengikuti gerakan lawan bicara
7 detik setelah ia melakukan gerakan tertentu hal ini menimbulkan kenyamanan
perasaan sama antara komunikator dan komunikan. Itupun dengan cara ketidak
sengajaan. Coba dech praktekan jika kita berkomunikasi dengan orang yang
kita senangi tanpa sadar kita mengikuti gerakannya begitu juga sebaliknya jika
kita berkomunikasi dengan orang tidak kita senangi maka timbul perasaan tidak
nyaman.
Samakan
frekuensi. Sebaiknya kita harus pahami dulu karakter lawan bicara apakah dia
orang visual, auditori. Jika dirinya bertipe auditori maka mulailah dengan
kata-kata “terdengarnya seperti…., saya dengar…”, jika dirinya bertipe visual
maka mulailah dengan kata-kata “ saya lihat…., bagaimana pandangan Anda…”.
Tatap lawan
bicara. Ingat ya ! konteks ini bukan untuk lawan bicara. Tataplah matanya,
sehingga ia yakin bahwa dia di hargai keberadaanya.
Anggukkan
kepala setiap 5 menit sekali jika mengerti. Karena itu pertanda kita
mengerti.dengan penjelasan atau ceritanya.
Ingat namanya.
Ingat namanya.
Sering kita
bercakap-cakap dengan seseorang yang baru di kenal. Lalu di akhir pembicaraan
yang sudah berdurasi lebig dari 2 jam itu, ia bertanya. “maaf saya lupa, Anda
siap ya ?” Bagaimana coba perasaan kita pasti kecewakan? Nah, dari pada itu
kita harus ingat selalu namanya agar kita menjadi pribadi yang dirindukan.
0 komentar:
Posting Komentar