Mendidik Anak Sholih /
Sholihah Sejak Dini
“Menulis di atas
kertas yang sudah penuh dengan noda dan coretan tentunya akan sangat sulit
daripada menulis di atas kertas putih yang masih polos. Kita akan dapat
menulis, menggambar, dan memberinya warna dengan mudah, sesuai dengan keinginan
kita.”
Dalam sebuah riwayat
telah dikatakan bahwa ada tiga macam amal yang tidak akan pernah terputus
pahalanya, yaitu shodaqoh jariyah, anak yang sholih, dan ilmu yang bermanfaat.
Merujuk pada kandungan
hadits tersebut, coba anda bayangkan sejenak, bagaimanakah jadinya hari-hari
anda, hidup anda, masa tua anda, bahkan nasib anda setelah meninggalkan dunia
ini, jika memiliki seorang anak yang bermoral bejat, durhaka kepada Allah dan
orang tua. Na’udzubillah! Tentunya hari-hari dalam kehidupan keluarga anda akan
jauh dari keharmonisan. Mungkin setiap hari anda akan berteriak-teriak,
marah-marah, makan hati karena melihat tingkah laku anak anda yang suka
berjudi, berkelahi, minum-minuman keras, pecandu narkoba, dan segala tingkah
laku yang menyimpang dari syariat islam.
Dan Insya Allah akan
lain keadaan yang anda rasakan, jika memiliki seorang anak yang sholih atau
sholihah. misalnya Yang laki-laki hobi ke masjid untuk sholat berjama’ah, yang
perempuan rajin mengaji dan membantu orang tua, keduanya mengerti akan
tugas-tugasnya sebagai seorang pelajar, rajin mendo’a kan kedua orang tuanya,
dan tidak pernah menyakiti hati kedua orang tuanya baik dengan sikap maupun
tutur katanya. Kalau sudah begitu…siapa yang tidak mendambakan memiliki anak
yang sholih atau sholihah?
Dalam hal ini ada
sebuah peribahasa yang mengatakan “Menuntut ilmu di masa muda bagai mengukir di
atas batu, menuntut ilmu di masa tua bagai mengukir di atas air”.
Bila kita
mengharapakan seorang anak yang sholih atau sholihah, hendaknya semua itu dapat
kita perjuangkan sejak dini. Beri ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang agama
islam kepada anak sejak dini. Karena, pada usia dini seorang anak laksana
kertas putih yang belum bernoda setitikpun, sehingga akan mudah bagi kita untuk
menulisinya dengan kalimat-kalimat islami dan Robbani di atasnya. Lain halnya
jika kita baru mulai memberikan pendidikan di usianya yang sudah mulai dewasa,
meskipun tidak menutup kemungkinan untuk berhasil, namun tentunya hal tersebut
akan jauh lebih sulit dan hasilnyapun jauh lebih sedikit atau bahkan nihil. Hal
ini terjadi karena pada usia yang telah dewasa, kertas putih tadi biasanya
sudah penuh dengan titik-titik, garis-garis, bahkan kata dan kalimat yang
beraneka bentuk, makna dan warna. Menulis di atas kertas yang sudah penuh
dengan noda dan coretan tentunya akan sangat sulit daripada menulis di atas
kertas putih yang masih polos. Kita akan dapat menulis, menggambar, dan
memberinya warna dengan mudah, sesuai dengan keinginan kita.
Untuk itu, langkah
terbaik agar menjadikan seorang anak menjadi sholih atau sholihah hendaknya
dilakukan sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan
pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa hal berikut
kepada diri dan anak anda sejak dini:
Pertama, Bangunkan
shubuh sejak balita
Bangun pada waktu
shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak
biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu
shubuh sejak balita adalah langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebuah
kebiasaan.
Kedua, Berikan
lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami
Sebab Lingkungan dan
pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang
anak. Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke
TPA atau Taman Pendidikan Al-Qur’an atau mengikuti kursus-kursus islam di
Masjid dan sebagainya.
Ketiga, Jangan egois!
Sebagai Orang tua,
kita adalah teladan yang pertama bagi anak, maka jadilah teladan yang terbaik
bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda
untuk mengaji atau pergi sholat berjama’ah, sedangkan anda tidak melakukannya.
Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara
kejiwaan.
Keempat, Perkenalkan
batasan aurat sejak dini
Umumnya, cara
berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil.
Seorang anak terutama wanita, dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan
berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan
dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan
gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu
alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.
Jika kita
memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk
menggunakan pakaian yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan
berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak
untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menutup aurat. Ia akan berpikir
seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.
Kelima, Selalu membawa
perlengkapan sholat
Maksudnya, ajarkan kepada
anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya
akan melewati masuknya waktu sholat.
Keenam, Jauhkan anak
dari mendengarkan musik dan menyaksikan acara di Televisi
Maksudnya, jauhkanlah
anak dari mendengarkan musik atau lagu seperti lagu-lagu picisan, rock, barat,
dan lain-lain. Maksimalkan membaca Al-Qur’an, mendengarkan kaset murottal,
mendengarkan kaset ceramah.
Hendaknya, orang tua
juga menghindarkan anaknya dari televisi, alihkan mereka pada tontonan yang
lebih mendidik melalui kaset kaset CD atau MP3 dan DVD yang mengajarkan
keislaman dan ilmu pengetahuan umum.
Ketujuh, Ajarkan
nilai-nilai islam secara langsung
Ajarkan nilai-nilai
islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan
dengan bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.
Ke delapan, Bacakan
hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ayat Al-Qur’an
Bacakan hadits
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ayat Al-Qur’an, sesuai dengan
kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan ayat Al-Qur’an ketika kita
memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.
Ke sembilan, Jadilah
sahabat setia baginya
Perkecil sikap
menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah tempat
curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada
orang yang salah, yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah pula.
Kesepuluh, Ciptakan
nuansa kehangatan
Nuansa hangat dan
harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya,
termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar
kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di
rumahnya sendiri.
Dan Yang terakhir,
Sampaikan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan
Ingat! Yang sedang
anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka
sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah
merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari
emosi yang akan membuat anak sakit hati.
Semoga bermanfaat..
1 komentar:
Judi Sakong
Agen Sakong
Bandar Sakong
Agen Sakong Online
Kumpulan Agen Online
Trik Jitu Sakong
Trik Jackpot Sakong
Tips Jitu Sakong
Cara Menang Sakong
Posting Komentar