Ada seekor
anjing yang terasa bingung saking laparnya, seharian penuh tidak mendapatkan
makanan.Saat senja tiba, akhirnya dengan penuh gairah ia melihat sepotong
daging yang lezat di atas tanah,ia bergegas menggondol daging itu dan berlari
ke tempat tinggalnya.
Dalam hati
dia merenung
“sungguh beruntung sekali, di luar dugaan bisa mendapatkan daging besar ini, saya harus menikmati dengan sepuasnya.”
Sambil
berjalan ia berpikir, dan tanpa disadari tiba di sebuah sungai, jika sudah
melewati jembatan kecil berarti tempat tinggalnya sudah dekat, berpikir sampai
di situ ia lantas menggigit lebih erat lagi daging itu, dan berjalan di atas
jembatan penyeberangan. Ia berjalan dengan sangat hati-hati, ketika sampai di
tengah jembatan, tanpa sengaja ia memandang ke sungai, dan begitu melihat ke
sungai bukan main kagetnya, ia melihat ada seekor anjing di sungai itu,
menggondol sepotong daging yang besar dan sedang menatapnya.
Dalam hati
ia mulai berpikir
“wah, daging yang digondolnya itu tampaknya lebih besar dibanding daging saya ini!
Jika saya sedikit lebih galak terhadapnya, siapa tahu mungkin ia akan melepaskan daging itu dan lari!”
Makin
dipikir ia semakin gembira, lalu mulai galak terhadap anjing di sungai itu.
Namun, anehnya, anjing itu sepertinya tidak takut sedikit pun terhadapnya. Ia
memelototkan mata, dan anjing itu juga memelototkan matanya; ia berbalik,
anjing itu juga berbalik, ia menghentakkan kaki, anjing itu juga ikut
menghentakkan kakinya.
Akhirnya, ia
benar-benar marah, dalam hati berpikir
“lebih baik aku menggigitnya, ia pasti akan lari, dengan begitu aku bisa mendapatkan daging itu,”
lalu, ia membuka moncongnya dan menggonggong dengan keras “Auh. auh.auh…”
Begitu ia
membuka moncongnya, daging dalam gigitannya lalu tiba-tiba terjatuh ke sungai,
menghancurkan tubuh anjing yang berada di sungai itu, dan dalam sekejap
tenggelam di dalam air lenyap tak berbekas. Percikan air yang dalam
menghancurkan semua mimpi si anjing yang rakus ini, dan ia baru menyadari bahwa
ternyata anjing itu adalah bayangan dirinya dalam air.
Lalu dengan
sedih ia menangis “kalau tahu begini aku tidak akan sedemikian rakus, namun
kini, saya harus menahan lapar lagi, ke mana aku harus mencari makan?”
Banyak orang
ingin bisa hidup dengan lebih baik, harus mendapatkan lebih banyak, maka
disadari atau tidak dapat mencelakakan kepentingan orang lain, tidak puas dengan
apa yang sudah diperolehnya. Bahkan ada yang tak segan-segan merampas barang
milik orang lain. Anjing yang rakus ini demi untuk mendapatkan sepotong daging
lebih banyak, malah kehilangan makanan lezatnya, lantas apa yang hilang pada
manusia yang rakus?
Persaudaraan,
persahabatan, hati nurani atau ketenangan hati?
Ya, ini semua baru merupakan harta benda yang paling berharga dalam kehidupan!
Hargailah semua yang kita miliki, tidak memaksakan sesuatu yang tidak bisa diperoleh, jangan karena rakus lantas malah kehilangan sesuatu yang sudah ada.
“Kalau
memang milik kita, pasti akan kita miliki, kalau bukan jangan memaksakan
kehendak”, orang yang tahu menikmati hidup apa adanya, itulah orang yang
benar-benar kaya.
0 komentar:
Posting Komentar