Sejak
ditemukannya senjata api, snipers sudah berperan besar dalam berbagai sejarah
perang . Tetapi aksi sniper pertama yang dicatat sejarah dilakukan oleh seorang
seniman terbesar sepanjang masa bernama Leonardo Da
Vinci (1452-1519) ; ia menciptakan senapan yang sangat akurat untuk masa
itu dan menggunakannya dalam perang Siege of Florence (1498) untuk menembaki
para perwira pasukan kerajaan Roma Suci yang mengepung kota Florence, Italia .
Konon senapannya mampu menembak dengan tepat sampai jarak 200 meter, jarak yang
sangat luar biasa untuk saat itu .
Perang Perancis – Austria (1796-1797)
Ketika
pasukan Perancis yang sangat kuat dibawah pimpinan Jendral Napoleon Bonaparte
menyerbu Austria, gerak maju mereka terhambat oleh satuan sniper aneh Austria
yang hanya bersenjatakan senapan angin .
Banyaknya
korban yang jatuh dan kesukaran tentara Perancis untuk mendeteksi keberadaan
para sniper Austria membuat Napoleon marah besar dan mengeluarkan perintah
resmi agar setiap prajurit Austria yang tertangkap tangan bersama senapan
angin,langsung dihukum mati ditempat ; karena mereka dianggap sebagai pembunuh
yang pengecut bukan sebagai prajurit .
Hal ini
disebabkan tidak terdengarnya letupan senapan ini dari jarak 150 m. . Senapan
angin sniper ini dibuat oleh seorang ahli senjata Austria yang bernama
Bartholomew Girandoni dan senapan ini memiliki magasen yang berisi 20 butir
peluru timah berkaliber 13 milimeter .
Bahkan untuk
standar senjata masa kini, senapan angin sniper buatan abad ke 18 ini masih
menakutkan .
Perang Kemerdekaan Amerika (1776-1783)
7 Oktober
1777 Dalam perang kemerdekaan Amerika, Jendral Simon Fraser dari pasukan
kerajaan Inggris ditembak mati di Bemis Height, New York (Battle of Saratoga)
dari jarak 500 yard oleh seorang sniper bernama Tim Murphy dari kesatuan
Kentucky Riflemen .
Tim Murphy
menggunakan senapan locok Kentucky Long Rifle kaliber .40 (10 mm) . Sebagai
akibat gugurnya Jendral Simon Fraser, gerak maju pasukan Inggris terhenti yang
mengakibatkan kekalahan Inggris pada pertempuran di Saratoga.
Kekalahan
pasukan Inggris di Saratoga ini merupakan awal dari kekalahan mereka dalam
perang kemerdekaan Amerika.
Pertempuran laut Trafalgar (1805)
Pada bulan
Oktober 1805 armada gabungan AL Kerajaan Perancis dan Spanyol berangkat
meninggalkan pelabuhan pelabuhan Cadiz , didekat semenanjung Trafalgar mereka
disergap oleh armada AL Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh Admiral Horatio
Nelson .
Ditengah
pertempuran ini Admiral Nelson yang sedang memimpin dari kapal bendera HMS
Victory tiba-tiba jatuh ditembak oleh sniper Perancis yang bertengger ditiang
layar kapal perang Redoubtable yang saat itu sedang bertempur jarak dekat
dengan HMS Victory .
Sniper
Perancis itu menembak Admiral Nelson dengan hanya menggunakan senapan locok
dari jarak 75 meter saja. Walaupun pertempuran Trafalgar dimenangkan oleh
Inggris, Admiral Nelson tewas karena lukanya yang sangat parah .
Perang Saudara Amerika (1861-1865)
9 Mei 1864
Pada perang saudara Amerika Mayor Jendral John Sedgwick dari pasukan Utara ,
ditembak mati oleh Sersan Grace dari kesatuan Infanteri ke IV Georgia dari
jarak 800 yard di Spotsylvania dengan menggunakan senapan pertandingan
Withworth buatan Inggris .
Kematian
Jendral J. Sedgwick mengakibatkan terlambatnya gerak maju pasukan Utara yang
menyebabkan kemenangan pasukan Konfederasi Selatan pimpinan Jendral Robert
E.Lee .
Perang Boer (1899-1902)
Dalam
serangan subuh pada tanggal 25 Januari 1900 1.700 orang tentara Inggris yang
didukung meriam dan senapan mesin merasa berhasil menduduki salah satu bukit di
gunung Spion Kop, Afrika Selatan .
Ketika sinar
pagi menerangi medan, mereka baru sadar bahwa mereka telah menduduki bukit yang
salah . Bukit yang benar letaknya lebih tinggi dan masih berjarak 300 m dari
posisi mereka, sayangnya bukit tersebut masih diduduki oleh pasukan Boer dari
kesatuan Carolina Kommandos & Pretoria Kommandos yang mulai menembaki
mereka (asal mula nama pasukan komando diambil dari pasukan Boer) .
Malam
harinya pasukan Inggris terpaksa mundur dengan kehilangan 1.200 orang .
Para sniper Kommandos hanya bersenjatakan senapan Mauser M1895 bolt action kaliber 7 mm yang hanya dapat menembak sekali per kokang , menghabisi tentara Inggris dari jarak 300 meter (tanpa menggunakan telescope).
1903
Belajar dari
kekalahan mereka di Spion Kop, Afrika Selatan , Mayor Hesketh Pritchard dari AD
Kerajaan Inggris memulai kursus pelatihan sniper pertama didunia yang diberi
nama : “The First Army School of Sniping, Observing and Scouting”.
Sayangnya AD
Kerajaan Inggris tidak memanfaatkannya dengan baik dan tidak memiliki doktrin,
organisasi & senjata khusus untuk para snipernya sampai kelak mereka dibuat
sadar oleh para sniper Jerman .
1910
Istilah
“Sniper” untuk pertama kalinya dipakai sebagai istilah militer resmi bagi
penembak runduk oleh AD Jerman . Pencipta satuan sniper dengan standard
kwalifikasi, doktrin dan organisasi seperti yang kita kenal sekarang adalah
tentara kerajaan Jerman sebelum Perang Dunia ke 1.
Jerman
pulalah yang untuk pertama kalinya menciptakan senapan khusus untuk sniper,
bahkan mereka juga membuat peluru khusus untuk senapan tersebut. Senapan khusus
sniper ini dibuat berdasarkan senapan Mauser Gewehr 1898 (Gew.98) mm yang
kaliber 7,92 mm yang khusus di “tune up” agar sangat tepat tembakannya dan
dipasangi telescope pembidik .
Perang Dunia I (1914-1918)
Tingginya
korban tentara Inggris yang tewas dengan luka dikepala atau didada, membuat AD
Inggris sadar akan kehadiran para sniper Jerman ; hal ini memaksa mereka mencari
akal dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini .
Lord Lovat,
seorang bangsawan Skotlandia yang juga perwira AD Kerajaan Inggris segera
membentuk resimen Lovat Scout’s Sniper dan merekalah yang pertama kali
menggunakan Ghillie Suit (pakaian yang digunakan sniper agar mereka tampak
seperti semak-semak) dalam perang .
Ghillie Suit
mula-mula digunakan oleh para jagawana Skotlandia yang bertugas menangkap para
pencuri dan pemburu liar satwa langka yang dilindungi pemerintah di cagar alam
Skotlandia . Para Scout Sniper ini sangat mahir dalam kamuflase dan sangat baik
dalam mengintai gerak-gerik pasukan musuh, sayangnya kemahiran menembak mereka
kurang dimanfaatkan oleh Inggris .
Rekor sniper
tertinggi dalam Perang Dunia I dipegang oleh Francis Pegahmagabow dari AD
Kanada yang berhasil menghabisi 378 orang prajurit musuh . Ia menggunakan
senapan Ross Mk.3 kaliber .303 (7,7 mm) kemudian Rifle No.3
Mk. I kaliber 7,7 mm .
Mk. I kaliber 7,7 mm .
Billy Sing (Australia)
Sebelum
Perang Dunia 1 , William Edward (Billy) Sing adalah juara berburu kangaroo dari
Clermont, Queensland, Australia dan pada bulan Mei 1914 ia salah satu prajurit
Resimen Berkuda Ringan ke 5 Australia yang tiba di Gallipoli, Mesir , tempat
pertempuran terbesar antara pasukan Sekutu dengan pasukan Turki dalam Perang Dunia
1 . Billy dan Ion “Jack” Idriess yang menjadi pengamatnya menempati bukit kecil
yang bernama Pos Chatam , dipos inilah karir Billy sebagai top sniper dibangun
.
Mereka
berdua mempersiapkan segala keperluan mereka sebelum fajar dan tak pernah
meninggalkan pos mereka sampai dengan matahari terbenam . Dengan demikian pada
siang harinya tak ada satu gerakanpun yang terlihat pada pos ini dan sekitarnya
. Disini Billy dan Jack dengan penuh kesabaran berdiam diri tak bergerak,
sampai ada tentara
Turki yang lengah .
Tiap hari
korban di pihak Turkipun berjatuhan dan ini membuat mereka ketakutan karena
asal tembakan sniper Australia tsb. tak pernah diketahui . Rekor harian Billy
yang tertinggi mencapai 9 orang dalam 1 hari .
Pasukan
Turki tidak tinggal diam dan segera mengirim top snipernya yang diberi julukan
“Abdul the Terrible” (Abdul yang mengerikan) oleh tentara Australia . Abdul
seorang sniper profesional AD Turki yang pernah mendapat bintang jasa langsung
dari Sultan Turki karena prestasinya .
Bagai
seorang ahli forensik profesional, dengan sangat teliti Abdul mempelajari luka
pada setiap korban yang tewas, meneliti sudut datang peluru , mewawancarai para
saksi dan merekonstruksikan kejadian saat korban tewas .
Dari hasil
penelitiannya ia sampai pada kesimpulan bahwa tembakan sniper musuh itu berasal
dari bukit Pos Chatam . Tepat seperti yang dilakukan oleh Billy , diam-diam
Abdul pun segera membuat pos tersembunyi khusus untuk mengawasi bukit itu saja.
tanpa menghiraukan sasaran-sasaran yang menggiurkan lalu lalang didepannya.
Suatu hari
Pratu Tom Sheehan (pengamat Billy saat itu) sedang mengamati kubu pasukan Turki
dengan telescope ,tiba-tiba “Dar” ia ditembak dan peluru Abdul masuk tepat dari
ujung telescopenya , keluar dari pangkalnya, terus menembus kedua tangan ,
kemudian masuk mulut Tom dan keluar dari pipi kirinya untuk kemudian menancap
dibahu kanan Billy .
Karena
lukanya yang parah Tom Sheehan langsung dikirim kembali ke Australia , ia
beruntung tidak sedang menaruh telescope pada matanya ; sedangkan Billy harus
beristirahat selama 1 minggu . Billy sadar lawan yang hebat telah menemukan
persembunyiannya .
Begitu
sembuh dari lukanya segera kembali ke pos Chatam ; berhari-hari ia dan
pengamatnya hanya duduk mengawasi wilayah pasukan Turki untuk mencari si Abdul
. Suatu hari saat fajar mulai bersinar, pengamatnya berbisik “ada sasaran” ;
Billy yang segera mengambil telescope itu, alangkah terkejutnya ketika ia
mendapatkan dirinya tepat memandang wajah dan ujung laras senapan Abdul .Billy
pun segera mengambil senapan nya dan membidik , dalam waktu bersamaan Abdul pun
membidikkan senapannya, “Dar” Billy menembak lebih cepat dan pelurunya tepat
bersarang diantara kedua mata Abdul .
Kedua top
sniper nasional ini berbuat kesalahan yang sama, yaitu “tidak berpindah tempat
setelah menembak” .
Abdul memang
seorang sniper professional yang telah mempersiapkan segalanya ; tidak lama
setelah Abdul tewas, Turki segera menembakkan meriamnya ke Pos Chatam,
sayangnya peluru pertama jatuh meledak tepat dimuka tempat sembunyi Billy .
Billy dan pengamatnya sedang berlari secepat cepatnya ketika peluru kedua
meledakkan posnya .
Billy
menggunakan senapan Short Magazine Lee Enfield (SMLE) No.1 Mark III buatan
Inggris kaliber .303 (7,7 mm) dan Abdul menggunakan senapan Mauser Gewehr 1898
kaliber 7,92 mm .
Pada akhir
perang, rekor resmi Billy Sing yang diakui AD Australia : 150 orang musuh (201
orang menurut catatan Billy) . Sayangnya tidak ada sedikitpun catatan mengenai
Abdul .
Alvin C .York (Amerika)
Dalam
penyerbuan pasukan Sekutu dihutan Argonne-Meuse, Belgia tahun 1918; gerak maju
Divisi ke 82 Amerika terhenti oleh banyaknya sarang senapan mesin Jerman .
Sadar bahwa pasukan induk mereka tidak akan dapat maju dengan serbuan frontal,
peleton Kopral Alvin C.York memutuskan untuk bergerak melambung dan menghabisi
kubu kubu pertahanan Jerman dari belakang .
Gerakan
peleton ini diketahui Jerman yang menembaki mereka hingga seluruh anggota
peleton terluka atau gugur (kecual Alvin York sendiri) .
Sendirian ia
terus bertempur melawan pasukan Jerman dan pada akhir pertempuran ia berhasil
membunuh 25 orang lawan, membungkam 35 kubu senapan mesin dan menawan 132 orang
tentara Jerman . Alvin York menggunakan senapan Springfield 1903 kaliber 30.06
(7.62 mm) dan pistol Government Model 1911 kaliber .45
1930
Taktik team
sniper 2 orang pertama kali diadopsi oleh AB Uni Soviet (Rusia) . Dikemudian
hari taktik ini terbukti lebih efektif dari taktik sniper 1 orang , yang saat
itu dipakai oleh kebanyakan negara-negara maju lainnya.
Dalam
organisasi tentara Rusia, satuan sniper sudah merupakan bagian terpadu dari
taktik infanteri mereka dan satuan sniper ini diberi kebebasan yang cukup dalam
melaksanakan insiatifnya sendiri .
Pada Perang
Dunia ke 2 setiap hari satuan-satuan setingkat peleton dan kompi Rusia
mengoperasikan snipers dalam jumlah yang besar .
Perang Dunia II (1939 – 1945)
Perang Dunia
II adalah perang besar yang paling banyak menghasilkan rekor-rekor sniper yang
spektakuler yang tak akan bisa terpecahkan lagi pada masa kini . Dari 54 orang
top snipers Perang Dunia II yang tercatat dalam sejarah , 49 orang dari mereka
menembak lebih dari 100 orang tentara musuh dan 6 orang diantaranya adalah
wanita .
Masih banyak
top sniper dari berbagai negara yang tidak pernah dicatat dalam sejarah Perang
Dunia II , karena umumnya kegiatan para snipers termasuk dalam kategori rahasia
militer (kecuali bila untuk kepentingan propaganda), ditambah lagi oleh
banyaknya dokumen-dokumen yang hilang, musnah karena perang dan rusak dimakan
usia .
Selama
puluhan tahun para pencinta sejarah militer dan para penggemar senjata bersusah
payah mengumpulkan dan menverifikasi ulang berbagai dokumen, data-data dan
cerita mengenai para top snipers .
Daftar snipers dunia
Walaupun
Finlandia memegang rekor tertinggi sniper dunia , daftar top snipers Perang
Dunia II didominasi oleh para snipers Rusia . Ini merupakan bukti bahwa
pelatihan, organisasi, taktik dan strategi untuk para sniper Rusia lebih maju
dari negara-negara lain saat itu .
Sniper dan
aksi sniper yang terkenal (bukan hanya yang tertinggi rekornya) dalam
perang ini antara lain sbb. :
perang ini antara lain sbb. :
Simo Hayha (Finlandia)
Rekor sniper
tertinggi dalam Perang Dunia II dipegang oleh Simo Hayha dari AD Finlandia yang
berhasil menghabisi 542 orang tentara Rusia . Yang paling mengagumkan, Simo
Hayha bertempur hanya dengan menggunakan senapan bolt action Mosin-Nagant M39
kaliber 7,62 mm buatan Rusia tanpa telescope dan bahkan kadang-kadang ia harus
menembak musuhnya dari jarak lebih dari 600 yard .
Simo memang
seorang juara menembak yang memiliki banyak sekali koleksi medali dan piala
yang dimenangkannya dari berbagai pertandingan . Simo Hayha meninggal dunia
tanggal 1 April 2002 yang lalu pada usia 96 tahun .
Sulo Kolkka (Finlandia)
“Secara
sniper” (tembakan jarak jauh dengan senapan Mosin-Nagant M39) Sulo Kolkka
berhasil menembak lebih dari 400 orang tentara Rusia; tetapi diluar jumlah
tersebut ia juga menghabisi 200 orang musuh lagi dengan menggunakan submachine
gun (istilah TNI : pistol mitralyur) Suomi M/1931 kaliber 9 mm Parabellum buatan
Finlandia yang terkenal akurat .
Ke 600 orang
tentara Rusia itu semua dihabisinya dalam waktu 105 hari saja .
Saat bertugas sebagai sniper, Sulo Kolkka mempunyai “hobby” untuk beroperasi sendirian jauh dibelakang garis pertahanan pasukan musuh ; hal ini amat membuat takut dan frustasi pasukan Rusia yang semula mengira mereka aman digaris belakang .
Akibat dari
“kenakalannya” ini, Sulo sering sekali diburu oleh tentara dan sniper Rusia ;
tetapi diakhir setiap perburuan ini dialah yang selalu menghabisi para
pemburunya . Dalam suatu operasi pengejarannya , Sulo berduel dengan seorang
sniper Rusia selama beberapa hari dan berhasil menghabisinya dengan tembakan
tunggal dari jarak 550 m tanpa telescope dengan hanya menggunakan senapan bolt
action Mosin-Nagant M/39 tanpa telescope.
Finlandia
memang dikenal sebagai gudangnya para penembak jitu yang ahli dalam kamuflase
dan menembak sambil meluncur dengan ski . Sepanjang perang Finlandia-Rusia yang
terkenal sebagai Winter War , pihak Rusia kehilangan 1.000.000 orang tentaranya
dari 1.500.000 orang tentara yang menyerbu Finlandia; sedangkan pihak Finlandia
kehilangan 25.000 orang (1 : 40) .
Dalam suatu
pertempuran musim dingin , 32 orang prajurit Finlandia ditugasi menahan serbuan
4.000 orang tentara Rusia (1:125) ; dengan menggunakan taktik tembak lari
diakhir pertempuran tersebut seluruh 4.000 orang tentara Rusia tersebut tewas
dan hanya 4 orang tentara Finlandia yang masih tersisa hidup . Mereka berhasil
mempertahankan garis pertahanan mereka .
Untuk memperingati
kepahlawanan para prajurit Finlandia dalam Winter War , setiap tahun Finlandia
menyelenggarakan pertandingan menembak biathlon yang kini termasuk dalam salah
satu cabang olah raga yang dipertandingkan dalam Winter Olympic dunia . Disini
para penembaknya harus menembak 5 buah sasaran yang terpisah dengan senapan
kaliber .22 dan menggunakan ski untuk lari meluncur keposisi tembak berikutnya
.
Sniper tak dikenal Belanda
Pada tanggal
14 Mei 1940 Jendral Kurt Student , panglima pasukan para AU Jerman yang sedang
mengadakan inspeksi kegaris depan terluka parah oleh tembakan tunggal seorang
sniper marinir Belanda yang mempertahankan kota Rotterdam dari jarak 800 yard .
Sniper
Belanda ini menggunakan senapan Mannlicher kaliber 6,5 mm Model 1895 .
Sebagai akibat dari tertembaknya Jendral Kurt Student, Hitler memerintahkan bomber-bomber AU Jerman untuk meratakan kota Rotterdam dengan “carpet bombing” .
Sebagai akibat dari tertembaknya Jendral Kurt Student, Hitler memerintahkan bomber-bomber AU Jerman untuk meratakan kota Rotterdam dengan “carpet bombing” .
Vasily Zaitsev (Rusia)
Duel sniper
lawan sniper yang paling terkenal didunia adalah duel antara Sersan Kepala
Vasily Gregorievich Zaitsev (400 orang korban) dengan Mayor Koenig dari Jerman
. Pada bulan Oktober 1942 , pasukan Jerman telah berhasil menguasai 90% kota
Stalingrad yang sudah menjadi puing akibat tembakan artileri kedua belah pihak
.
Tidak pernah
terjadi sebelumnya dalam sejarah, suatu pertempuran yang begitu didominasi oleh
para snipers . Disini para serdadu kedua belah pihak saling tembak, menggali
terowongan, lari dan sembunyi diantara puing-puing bangunan yang kini menjadi
surganya bagi para snipers.
Oleh para
serdadu Jerman perang semacam ini dinamakan “Rattenkrieg” atau the “War of
Rats” (Perang Tikus) . Vasily yang sebelumnya seorang gembala sederhana dari
pegunungan Ural menjadi top sniper Rusia di Stalingrad .Dalam 10 hari pertama
ia berhasil menembak mati 40 tentara Jerman dan pada waktu rekornya mulai
mendekati 100 orang , ia digunakan oleh team propaganda Rusia yang memerlukan
kisah heroik guna membangkitkan kembali semangat juang rakyatnya dan
menjatuhkan moril tentara Jerman .
Menanggapi
propaganda Rusia ini, Jerman menerbangkan khusus “Super Sniper”nya dari Berlin
ke Stalingrad untuk menghabisi Vasily . Dari keterangan seorang tawanan Jerman,
diketahui bahwa super sniper ini bernama Mayor Koeni, komandan sekolah sniper
Zossen . Jerman memang sengaja membuat propaganda tandingan , bahwa Vasily
sebentar lagi akan dihabisi oleh super sniper mereka (perang propaganda).
Dengan
berita kedatangan super sniper Jerman ini, Vasily dan Nikolay Kulikov
(pengamatnya) diberi tugas khusus untuk mencari Mayor Koenig .
Untuk
menemukan dan membedakan Mayor Koenig dari snipers Jerman lain yang beroperasi
di kota Stalingrad ,Vasily harus mengetahui kebiasaan, gaya menembak dan cara
kamuflase sniper Jerman ini .
Berhari-hari
sudah observasi mereka untuk menemukan dimana Mayor Koenig beroperasi tidak
membuahkan hasil ; kemungkinan besar ia sering berpindah tempat guna mencari
Vasily . Titik terang tiba ketika mereka mendapat berita duka atas gugurnya
Morosov dan terlukanya Sheykin; kedua sniper berpengalaman ini sebelumnya sudah
sering memenangkan duel dengan para sniper Jerman . Kini sudah dapatndipastikan
kalau mereka ditembak oleh seorang super sniper .
Vasily,
Nikolay dan Commisar Danilov (seorang perwira politik dan propaganda) yang
hendak menyaksikan langsung duel bersejarah top sniper kedua negara ini, segera
bergegas menuju ke posisi dimana kemarin kedua sniper Rusia tertembak .
Setelah 3
hari terus menerus mengawasi lokasi tersebut , tiba-tiba Commisar Danilov
berkata : Nah, itu dia ! akan kutunjukkan tempatnya padamu ! Tak sampai 1 detik
Danilov yang dengan ceroboh mengangkat sedikit tubuhnya dari parit
persembunyiannya Dar ! ia langsung roboh dan terluka .
Sniper
Jerman itu sengaja menembak tanpa membunuhnya, suatu tembakan yang hanya dapat
dilakukan oleh sniper yang sangat berpengalaman (jarak 450 m) . Si Jerman
sengaja memancing mereka dengan menggunakan helm Jerman yang digerakkan dari
jauh dan Danilov pun tertipu .
Tetapi
dengan tembakan tadi, Vasily mendapat gambaran bahwa arah tembakan itu
kira-kira dari muka posisi mereka . Disebelah kanan terdapat sebuah tank rusak,
disebelah kiri ada bunker kecil sedangkan diantaranya terbentang tanah lapang
dimana terdapat setumpukan puing dan selembar pelat besi karatan yang sudah
lama tergeletak disana . Tapi dimanakah ia bersembunyi ?
kemudian
Vasily berusaha keras membayangkan dirinya menjadi sniper Jerman itu . Ia
sampai pada kesimpulan bahwa yang diperlukannya adalah menggali sebuah Kolonel
Heinz Thorvald . Heinz Thorvald diketahui telah berhasil menembak 300 orang
tentara Rusia .
Tetapi waktu
novel “War of the Rats” karangan David L.Robbins diluncurkan (1999) , ada
seorang yang mengaku keluarga dari Koenig menilpon David dan mengakui bahwa
Erwin Koenig yang telah berhasil menembak 400 orang tentara Rusia memang gugur
ditembak oleh Vasily Zaitsev di Stalingrad . Sampai dimana kebenaran hal itu ?
wallahualam
; karena dalam pertempuran Stalingrad ratusan snipers dari kedua pihak terlibat
disana .
Para sniper
Jerman menggunakan senapan bolt action Mauser Kar. 98 kaliber 7,92 mm
bertelescope dengan pembesaran 1,5X , 4X atau 6X atau senapan semi automatic
Walther Gewehr 43 kaliber 7,92 mm bertelescope dengan pembesaran 4X .
Lyudmila Pavlichenko (Rusia)
Pada bulan
Juni 1941 saat Jerman menyerbu Rusia , Lyudmila Pavlichenko (24 tahun) adalah
mahasiswi jurusan sejarah Universitas Kiev . Sambil kuliah, gadis cantik ini
bekerja paruh waktu di pabrik senjata dikota tersebut; selain itu ia juga
anggota klub menembak Kiev yang membinanya menjadi seorang atlit menembak sejak
umur 14 tahun .
Waktu ia
mendaftarkan dirinya untuk menjadi prajurit, perwira rekrutmen yang menerimanya
serta merta menertawakannya dan menolaknya ; kemudian ia menganjurkannya agar
Lyudmila menjadi perawat saja.
Lyudmila
yang keras hati itu segera memperlihatkan sertifikat menembaknya dan diterima
di Divisi Infanteri ke 25 . Ia kemudian menjadi salah satu dari 2.000 orang
sniper wanita Rusia, yang diakhir perang hanya tersisa 500 orang .
Lyudmila
bertempur selama 2 ½ bulan di front Odessa dan difront ini ia berhasil
menghabisi 187 orang musuh . Dari sini divisinya dipindah kefront Sevastopol ,
Semenanjung Krimea .
Dibulan Mei
1942 rekor Letnan Lyudmila Pavlichenko bertambah menjadi 257 orang dan pada
bulan Juni 1942 ia terluka oleh ledakan mortir. Karena ia sudah menjadi
pahlawan nasional, kurang dari satu bulan setelah ia keluar dari rumah sakit
Lyudmila ditarik dari medan tempur.
Saat itu
secara resmi rekornya telah mencapai 309 orang , termasuk didalamnya 6 orang
sniper Jerman . Yang menarik, dari salah satu sniper Jerman ini Lyudmila
menemukan log book yang menunjukkan bahwa ia sudah menembak 500 orang tentara
Rusia . Hal ini tidak pernah tercatat dalam dokumen tentara Jerman dan
sayangnya log book tersebut hilang sehingga nama sniper tersebut tak pernah
diketahui .
Seperti
halnya Vasily Zaitsev, sebagai pahlawan wanita Lyudmila dimanfaatkan
habis-habisan oleh team propaganda Rusia yang mengirimnya ke Kanada dan Amerika
Serikat .
Lyudmila
adalah warga negara Rusia pertama yang diterima oleh Presiden Amerika Serikat .
Ibu Negara Ny. Eleanor Roosevelt mengundangnya untuk tour keliling Amerika guna
menceritakan kisah kepahlawanannya .
Di Kanada ia
mendapat hadiah senapan Winchester bertelescope yang kini menghiasi Museum
Pusat Angkatan Bersenjata Rusia di Moskow dan oleh Amerika ia dihadiahi pistol
Colt Government 1911 kaliber .45.
Ditahun 1943
ia menerima Bintang Emas Pahlawan Uni Soviet dan tidak pernah kembali lagi
kefront ; tetapi diangkat menjadi instruktur sniper dimana ia telah berhasil
melatih ratusan orang sniper. Waktu perang berakhir ia berpangkat Mayor dan
kembali ke Universitas Kiev untuk menyelesaikan kuliahnya, kemudian ia menjadi
Asisten Riset di Markas Besar AL Soviet sampai tahun 1953.
Lyudmila
Pavlichenko meninggal pada tanggal 10 Oktober 1974 pada usia 58 tahun dan
dimakamkan Taman Makam Pahlawan Novodevichiye, Moskow .
Sniper Jepang
Kita sudah
sering membaca dalam sejarah perang Pasifik, maupun melihat di film-film perang
seperti Wind Talker dan Thin Red Line bahwa disetiap medan, gerak maju ribuan
pasukan Amerika yang bersenjata lengkap selalu dihambat oleh beberapa orang
sniper Jepang saja. Walaupun tidak ada catatan resmi mengenai sniper-sniper
Jepang, pasukan Amerika mencatat mereka sebagai sniper yang mahir dalam
kamuflase , tangguh, cerdik dan fanatik .
Mereka
memakai helm yang khusus diberi kawat-kawat untuk memasang daun-daunan, mereka
juga menggunakan cadar kelambu hijau untuk menutupi bahu dan kepala agar wajah
mereka yang berkulit terang tidak terlihat (kelambu hijau ini kini menjadi
salah satu perlengkapan kamuflase standard sniper berbagai negara) .
Salah satu
taktik favorit sniper Jepang adalah bersembunyi diatas pohon, untuk itu mereka
memakai sepatu “Ninja” yang mempunyai tempat jempol terpisah, agar memudahkan
mereka memanjat pohon (sepatu ini dapat dilihat di Museum Satrya
Mandala). Untuk mengatasi gangguan para sniper Jepang ini, pasukan
Amerika selalu memberondong setiap pohon yang dicurigai sebagai tempat sembunyi
sniper dengan senapan mesin bahkan dengan meriam anti tank 37 mm yang berpeluru
sembur.
Para sniper
Jepang menggunakan senapan sniper Arisaka Meiji Type 97 kaliber 6,5 mm kemudian
diganti dengan Type 99 kaliber 7,7 mm . Senapan ini memiliki monopod (kaki
tunggal) yang dapat dilipat dan telescope dengan pembesaran 4 X (banyak sniper
Jepang yang tidak mendapat telescope bagi senapan mereka.
Perkembangan Senapan Sniper dalam Perang
Dunia ke 2
Dalam Perang
Dunia ke 2 perlombaan teknologi senjata berlangsung dengan sangat cepat,
dimulai dengan diketemukannya radar , artileri roket , pesawat jet , bazooka ,
senapan serbu , peluru kendali dan lain-lain yang diakhiri dengan bom atom.
Senapan
sniper juga berkembang dengan pesat , dimulai dengan Rusia yang mengeluarkan
senapan sniper semi automatic pertama didunia Tokarev SVT38 (kemudian
digantikan SVT40). Jerman segera mengikutinya dengan menjiplak Tokarev SVT40
menjadi senapan semi automatic Gewehr 41 (Walther) yang kemudian digantikan
Gewehr 43 (G43) buatan Walther .
Dan AD
Amerika pun tak mau ketinggalan dalam perlombaan senapan sniper ini dengan
mengeluarkan senapan Garrand M1C dan M1D , sedangkan US Marine Corps yang lebih
konservatif tetap menggunakan senapan sniper bolt action Springfield M1903.
Sementara
itu Inggris juga bersikap konservatif dan menganggap senapan semi automatic
kurang akurat dan handal untuk dijadikan senapan sniper. Sampai akhir perang,
AB Inggris tetap setia menggunakan senapan sniper bolt action L42A1 yang dibuat
berdasarkan senapan Lee Enfield Mk.IV
Senapan semi
automatic memungkinkan sniper menembak lebih dari 1 sasaran dengan cepat ;
bahkan bila tembakan pertama meleset, ia masih punya kesempatan berikutnya
untuk menembak musuh dengan cepat. Tetapi karena teknologinya yang belum
matang, senapan sniper semi automatic (saat itu) masih punya banyak kekurangan
a.l. lebih berat , mahal , rumit, kurang handal/sering macet dan kurang akurat
untuk jarak diatas 500 m .
Pada
bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman juga bereksprimen membuat
senapan serbu (assault gun) pertama Strumgewehr 44 (Haenel) yang diberi
telescope untuk sniper jarak pendek (dibawah 300 m). Selain senapan ,
teropong/alat bidik (telescope) pun berkembang kekuatan pembesarannya , dimulai
dari 1,5X kemudian 3,5X , 4X dan terakhir 6X . \
Pada
bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman menciptakan teropong malam
infra merah pertama didunia . Telescope infra merah itu masih harus dibantu
dengan lampu sorot infra merah yang dipasang pada senapan serbu Strumgewehr 44
(Stg 44) buatan Haenel .
Oleh Jerman
sistim ini diberi nama “Vampir” ; walaupun jarak pandangnya
masih belum jauh (+150 m) , sistim Vampir ini memungkin sniper mereka untuk menembak musuh dengan tepat dikegelapan malam .
masih belum jauh (+150 m) , sistim Vampir ini memungkin sniper mereka untuk menembak musuh dengan tepat dikegelapan malam .
Perang Korea
Pada perang
Korea tidak ada kemajuan yang berarti dalam taktik sniper dan teknologi senapan
sniper, karena kedua belah pihak masih menggunakan taktik dan senapan sniper
sisa dari Perang Dunia ke 2; kecuali Amerika yang mengeluarkan senapan sniper
M1 Carbine berteropong malam infra merah. Teropong malam infra merah ini hasil
jiplakan dari sistim “Vampir” nya Jerman ; seperti halnya Vampir, jarak
pandangnya belum jauh . Oleh karena itu Amerika memasangnya pada senapan M1
Carbine yang ringan dan berjarak tembak pendek (200 m) .
Perang Vietnam
Tahun 1966
pasukan Marinir Amerika (US Marine) mulai merasakan gangguan sniper Vietcong ,
untuk mengatasi masalah ini mereka segera membuka sekolah khusus sniper dan
mengganti senapan sniper M1C Garrand dan Springfield mereka dengan senapan buru
bolt action Winchester 70 kaliber 30.06″ yang dimodifikasi bertelescope
Redfield 6X; senapan ini terkenal sebagai senapan berburu yang akurat .
Sedangkan US
Army minta pabrik senapan Springfield untuk membuat senapan sniper berdasarkan
senapan serbu standar Amerika saat itu, yaitu M14 . Kemudian nama resmi senapan
sniper semi automatic ini adalah M21. Dipihak lawan , satuan snipers pasukan
Vietcong dan Vietnam Utara menggunakan senapan sniper Mosin Nagant M1891/30
bolt action kaliber 7,62 X 54R mm buatan Rusia yang sudah terbukti
kehandalannya .
Perang
Vietnam menghasilkan rekor-rekor snipers kedua belah pihak , sayangnya tidak
ada rekor sniper yang diketahui dari pihak Vietnam Utara dan Vietnam Selatan .
Rekor dari pihak Amerika a.l. sebagai berikut:
•Adelbert
Waldron III , US Army : 109 korban
•Charles B. Mawhinney US Marine : 103 korban
•Eric R.England , US Marine : 98 korban
•Carlos N.Hathcock II, US Marine : 93 korban dan belasan snipers lainnya
•Charles B. Mawhinney US Marine : 103 korban
•Eric R.England , US Marine : 98 korban
•Carlos N.Hathcock II, US Marine : 93 korban dan belasan snipers lainnya
Carlos
N.Hathcock juga memecahkan rekor tembakan tunggal terjauh (2.000 m) pada perang
Vietnam dengan menggunakan senapan mesin berat Browning M2 kaliber .50 (12,7
mm) yang telah dimodifikasinya menjadi senapan sniper berat jarak jauh
bertelescope Unertl 8X . Disini pula untuk pertama kalinya senjata berkaliber
.50 (12,7 mm) dipakai untuk senjata sniper
Konflik Timur Tengah
Perang Arab
– Israel I (1967) & II (1973) dan konflik-konflik bersenjata di Timur
Tengah lain yang diikuti dengan meningkatnya kegiatan terorisme diberbagai
belahan dunia , fungsi dan tugas sniper berkembang pesat baik pada organisasi
militer maupun polisi .
Pada militer
organisasi satuan sniper berkembang menjadi beberapa macam a.l. team sniper,
team scout sniper (sniper intai) dan marksmen (penembak jitu) . Setiap kesatuan
infanteri reguler memiliki team sniper maupun team penembak jitunya sendiri ,
demikian pula pasukan khusus (dan pasukan anti terornya).
Bahkan
satuan penjinak ranjau/bom (dibawah pasukan Zeni Tempur) banyak yang memiliki
team penembak jitu (marksmen) nya sendiri . Perkembangan senapan sniperpun
berkembang pesat , sebagai contoh dalam perang Arab-Israel kedua belah pihak
mulai menggunakan senapan sniper semi automatic .
Pihak Arab
kebanyakan memakai senapan sniper SVD Dragunov buatan Rusia, sedangkan Israel
menggunakan M21 Springfield buatan Amerika dan Galil (Galatz) buatan Israel
sendiri.
Sementara
itu AB Amerika sendiri mengkaji ulang pengalaman sniper mereka di Vietnam dan
berrbagai konflik lainnya . US Marine menyempurnakan senapan sniper mereka
menjadi M40 yang dibuat berdasarkan senapan bolt action Remington 700 .
Tertarik
akan kehandalan dan keakuratan senapan M40 nya Marinir, US Army pun segera
membuat senapan sniper bolt action berdasarkan senapan Remington 700 dan
senapan ini diberi nama M24 ( senapan sniper M21 masih dipakai oleh para
marksmen AD dan Marinir ) .Meningkatnya kegiatan terorisme dan penyanderaan
dimana-mana , menyebabkan Polisi berbagai negara berlomba-lomba membentuk
satuan sniper dan marksmennya sendiri .
Umumnya team
sniper dan markmen merupakan bagian dari pasukan anti teror atau pasukan SWAT .
Rancangan senapan sniper untuk keperluan polisi dan anti teror pada umumnya
lain dengan rancangan senapan sniper untuk keperluan militer ; karena menurut
perhitungan statistik polisi umumnya membutuhkan senapan sniper yang lebih
akurat daripada senapan sniper militer (contoh : untuk menembak teroris yang
berlindung diantara sandera) , tapi dengan jarak tembak tidak lebih dari 400 m.
Berbagai
macam senapan sniper berpresisi tinggi untuk Polisi dibuat dan ditawarkan oleh
berbagai negara a.l. Hecker & Koch PSG-1, Remington 700, SIG 3000, Parker
Hale M82, Walther WA2000, Accuracy International dll.
Perang Malvinas (Falkland)
Pada perang
antara Inggris dan Argentina yang memperebutkan kepulauan Malvinas (Falkland) ,
untuk pertama kalinya sniper dari kedua belah pihak bertempur dimalam hari
dengan menggunakan telescope malam pasif Starlight yang dipasang diatas senapan
serbu FN FAL kaliber 7,62 X51 mm NATO.
Pada
pertempuran di Goose Green dan Port Stanley , batalyon ke 2 Resimen para
Inggris tertahan gerak majunya oleh sniper Argentina yang menggunakan senapan
bertelescope malam. Dalam pertempuran ini snipers Argentina lebih unggul karena
telescope malam mereka lebih canggih (Generasi ke 2) daripada telescope malam
sniper Inggris (Generasi ke 1) , sehingga korban dipihak Inggris terus
bertambah .
Untuk
mengatasi hal ini, pasukan Inggris segera menggunakan peluru kendali anti tank
“Milan” untuk menghancurkan tempat persembunyian para sniper Argentina . Peluru
kendali Milan ini memiliki telescope malam yang lebih besar dan kuat daripada
telescope senapan sniper. Disamping itu jarak tembaknya jauh diatas (4.000 m)
jarak tembak efektif
senapan sniper yang hanya 600 m .
senapan sniper yang hanya 600 m .
Perang Teluk I (Kuwait)
Senapan
kaliber besar kaliber .50 (12,7 mm) yang dirancang khusus untuk senapan sniper
. Senapan ini pertama kali digunakan pada perang Teluk I . Senapan sniper semi
automatic ini bernama Barret M82A1 yang memiliki jarak tembak efektif sampai
1800 m .
Mula-mula
senapan ini digunakan oleh team penjinak bahan peledak US Army untuk meledakkan
bom & ranjau yang tidak bisa dijinakkan dari jarak jauh / aman . Kemudian
senapan ini dipakai juga oleh pasukan khusus Amerika dan Inggris (SAS) sebagai
senapan sniper anti-material untuk menembaki panser, meriam, pesawat terbang,
radar dan peluncur peluru kendali “Scud” Irak . Untuk keperluan ini, digunakan
peluru khusus yang dapat meledak dan membakar sasaran (peluru Raufoss).
Perang Afghanistan I
Untuk
menangkal penyergapan-penyergapan konvoy truk-truk logistik yang sering
dilakukan oleh para gerilyawan Mujahiddin , Rusia segera menempatkan team
sniper yang bersenjatakan senapan sniper SVD Dragunov pada setiap konvoy
truk-truk logistik mereka .
Menanggapi
keluhan para sniper yang mengatakan bahwa senapan SVD Dragunov
terlalu panjang untuk dapat bergerak leluasa didalam kendraan lapis baja mereka, pabrik Dragunov menyempurnakannya menjadi SVDS yang berpopor lipat .
terlalu panjang untuk dapat bergerak leluasa didalam kendraan lapis baja mereka, pabrik Dragunov menyempurnakannya menjadi SVDS yang berpopor lipat .
Sementara
itu sniper pasukan Spetznas (pasukan khusus Rusia) yang mulai memburu para
gerilyawan Mujahiddin digunung-gunung (1986) untuk pertama kalinya menggunakan
senapan sniper semi automatic berperedam suara VSS Vintorez yang berpeluru
sub-sonic kaliber 9X39 mm . Kedua senapan ini sangat ditakuti oleh para
gerilyawan Mujahiddin.
Perang Afghanistan II
Dalam medan
perang yang gundul dan berbukit-bukit curam , senapan sniper yang berjarak jauh
sangat diperlukan, untuk itu pihak koalisi memakai berbagai macam senapan
sniper, termasuk senapan sniper kaliber besar (12,7 mm) .
Dalam
Operasi Anaconda rekor jarak tembak terjauh sniper yang dibuat Carlos Hathcock
dalam perang Vietnam dipecahkan oleh sniper Kanada yang menembak seorang
pengamat mortir Taliban dari jarak 2.500 m . Sniper Kanada ini menggunakan
senapan bolt action Mac Millan kaliber .50″ .
Konflik Chechnya I
Pada Konflik
Chechnya I (1994-1996) pasukan Rusia yang morat-marit dan sudah jatuh morilnya
karena runtuhnya negara Uni Sovyet , dikalahkan secara memalukan oleh
pejuang-pejuang kemerdekaan Chechnya pimpinan Presiden Dzokar Dudayev yang
bercita-cita mendirikan negara yang berdaulat sendiri .
Pasukan
Rusia yang bersenjata lengkap dan didukung pesawat pembom, helikopter, artileri
, panser dan tank terjebak dikota Grozny . Ratusan tank dan panser Rusia
berhasil dihancurkan para pejuang Chechnya di Grozny yang menjadi perang kota
terbesar setelah Stalingrad .
Kedua belah
pihak menggunakan taktik, strategi dan persenjataan yang sama .Para snipers
kedua belah pihak menggunakan senapan sniper SVD Dragunov dan senapan sniper
berperedam suara VSS Vintorez . Guna membalas kekalahan ini Rusia memerlukan
beberapa tahun untuk mengorganisir, melatih kembali tentaranya dan menciptakan
taktik dan strategi baru .
Konflik Chechnya II
Pada konflik
Chechnya II (tahun 2000) pasukan Rusia berhasil merebut kota Grozny dari tangan
para pejuang Chechnya dengan taktik baru dan koordinasi terpadu berbagai macam
pasukan elite.
Beberapa jam
sebelum pasukan lapis baja bergerak masuk kekota Grozny , tembakan artileri
terus menerus menghujani kota Grozny . Kemudian, sejumlah besar satuan snipers
pasukan khusus Rusia (Spetsnaz) diturunkan dengan helikopter dipuncak
gedung-gedung tinggi strategis dikota Grozny dengan dilindungi oleh
helikopter-helikopter tempur Mi-24.
Setelah
puncak gedung-gedung strategis dikuasai para snipers, pasukan lapis baja yang
dilindungi oleh infanteri mendobrak masuk kota Grozny . Pasukan Rusia yang
bergerak maju, dilindungi oleh tembakan para sniper dari atas gedung-gedung
tinggi . Selain memberikan tembakan perlindungan, para sniper Spetsnaz ini juga
bertugas sebagai pengamat yang terus menerus memberikan informasi situasi medan
pada pasukan yang bergerak dibawahnya dan mengarahkan tembakan artileri pada
setiap kubu pertahanan musuh yang kuat .
Sementara
itu, pasukan lapis baja dan infanteri menghindar dari jalan-jalan yang telah
dibarikade dan dipasangi ranjau dengan cara menjebol dinding-dinding gedung
sekitar pertahanan pejuang-pejuang Chechnya . Dengan taktik ini, pertahanan
para pejuang Chechnya dengan mudah dihabisi oleh team sniper Spetsnaz .
Boleh
dikatakan pertempuran merebut kota Grozny ini dimenangkan oleh pasukan snipers
. Taktik Rusia di Grozny ini kemudian ditiru oleh Israel untuk membersihkan
kota Jenin dari gerilyawan Palestina. Kekalahan ini memaksa para pejuang
Chechnya untuk bersembunyi digunung-gunung atau lari kenegara tetangganya . Kini
para pejuang Chechnya hanya bisa melawan dengan cara membuat berbagai macam
teror diberbagai kota di Rusia , seperti yang baru-baru ini terjadi di Moskow
dan Osetia .
0 komentar:
Posting Komentar